Tom Sawyer adalah seorang anak laki-laki yang sangat menyukai petualangan. Pada suatu malam ia melarikan diri dari rumah, lalu bersama temannya yang bernama Huck pergi ke pemakaman. "Hei, Huck! Kalau kita membawa kucing yang mati dan menguburnya, katanya kutil kita bisa diambil. " "Benar. Serahkan saja padaku! Masa'sih begitu saja takut. "
" Hei , tunggu! Ada orang yang datang! Tom dan Huck segera bersembunyi. "Bukankah itu dokter dan Kakek Peter? Dan itu si Indian Joe..." Kemudian Dokter dan Kakek Petter mulai bertengkar karena masalah uang. Untuk mendapatkan mayat, Dokter harus melakukan penggaliannya berdua. Lalu Kakek Petter mulai menaikkan harga, tetapi Dokter menolak. Kemudian Kakek Petter dipukul oleh Dokter hingga terjatuh. Setelah itu, si Indian Joe memungut pisau yang dibawa Kakek Petter dan melompat menyerang Dokter. Brukk!
Si Indian Joe membunuh Dokter, lalu pergi membawa lari uang itu. Keesokan harinya Dokter ditemukan meninggal dunia di pemakaman itu, dan orang-orang kota mulai berkumpul. "Ini adalah pisau Kakek Petter. Jadi, Kakek yang membunuh Dokter." "A... aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas... "Apa!? Aku telah melihat Kakek Petter membunuh Dokter." " Memang benar, pembunuhnya adalah Kakek Petter.
Kemudian Kakek Petter ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. "Wah... padahal pembunuh yang sebenarnya adalah si Indian Joe." "Tetapi, kalau kita mengatakan hal itu, si Indian Joe akan balas dendam dan membunuh kita... " Beberapa hari telah berlalu, dan semua orang tela.h melupakan kejadian itu. Pada suatu hari Tom bertengkar dengan Becky, gadis yang disukainya di sekolah. "Apa-apaan. Aku benci sama Tom."
Tom yang dimarahi oleh Becky merasa patah hati. Lalu temannya yang bernama Joe berkata, "Baik di rumah maupun di sekolah aku sudah tak diperlukan. Tom, kita melarikan diri saja, yuk! " Tom dan Joe mengajak Huck, mereka bermaksud hidup di sebuah pulau di tengah-tengah sungai. "Yahooo! Kalau begini, kita seperti bajak laut, ya! "Kita tak perlu pergi ke sekolah." Ketiganya menyeberangi sungai dengan rakit yang dibuatnya, dan mereka seharian bermain. Ketika mulai lapar, mereka pun makan telur goreng dan apel.
Keesokan harinya ketika mereka sedang bermain, tibatiba.... duaaar! Air sungai menyembur ke atas. "Oh, itu adalah isyarat dari seseorang yang sedang mencari orang yang tenggelam. " Orang-orang kota mengira Tom dan Joe tenggelam di sungai, lalu mereka pun datang untuk mencari. " Mungkin saat ini Bibi Polly sedang mengkhawatirkanku. Di tengah malam Tom berenang menyeberangi sungai, kembali ke rumahnya untuk melihat keadaan. Ketika Tom mengintip dari jendela, dilihatnya Bibi Polly dan Ibu Joe sedang menangis. "Semuanya meninggal dunia, ya..."
Kemudian Tom kembali ke pulau dan menceritakan hal itu pada Huck dan Joe. Mereka sangat terkejut. Akhirnya, mereka sepakat untuk pulang pada hari upacara pemakaman mereka. "Wah, Tom! Kamu pulang, ya.' "Joe, syukurlah kamu pulang dengan selamat." Semuanya gembira atas kepulangan mereka. Beberapa hari kemudian pengadilan Kakek Petter dimulai. Di pengadilan Kakek Petter ditetapkan sebagai pembunuh, dan ia akan dihukum mati. Untuk membebaskan Kakek Petter, Tom memberanikan diri menjadi saksi. "Pembunuh yang sebenarnya adalah si Indian Joe itu. "Kami telah melihat kejadian yang sesungguhnya." Si Indian Joe yang mendengar hal ini segera melompat dari jendela. Praaang! Ia melarikan diri. Kakek Petter merasa sangat gembira karena jiwanya tertolong. "Tom, terima kasih banyak. Begitu pengadilan berakhir, kota kembali pada kehidupannya semula. Pada suatu hari Huck dan Tom pergi ke sebuah rumah yang tak berpenghuni. Ketika keduanya sedang mencari sesuatu di tingkat dua, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah. "Ooh! Si Indian Joe bersama sahabatnya, si pencuri! "
Untuk menyembunyikan uang yang telah dicurinya, para pencuri itu mulai menggali lantai. Dan... criing! Mereka mengeluarkan kotak emas. "Hyaaa! Harta karun yang banyak! "Baiklah, kita pindahkan persembunyiannya lalu kita beri tanda dengan kayu ini. " Si Indian Joe juga mulai naik ke tingkat dua, untuk memeriksa. "Bagaimana, nih? Kalau ketahuan, pasti kita dibunuh olehnya..." Praaak! Gedebug! Karena papan tangganya sudah lapuk, di tengah-tengah tangga si Indian Joe terjatuh. Tom dan Huck pun merasa lega.
Beberapa hari telah berlalu. Pada suatu hari Huck mengikuti Indian Joe dan temannya sendirian. "Apakah mereka mau menyembunyikan emasnya?" Tetapi, Indian Joe dan temannya bermaksud menyerang rumah Nyonya Douglas. "Gawat! Aku harus cepat-cepat memberitahukannya pada seseorang! " Karena pemberitahuan Huck, orang yang rumahnya bertetangga dengan Nyonya Douglas segera membawa senapan dan menembak para pencuri itu. Door! Door! Indian Joe dan temannya sangat terkejut, lalu mereka melarikan diri. " Sudah tidak apa-apa, kok!! "Ini semua berkat Huck. Terima kasih atas pemberitahuannya, ya! "
Di lain pihak Tom, Becky, dan teman-temannya pergi berpiknik bersama-sama. Tetapi, Tom dan Becky tersesat di sebuah goa. Mereka tak tahu jalan pulang. Tiba-tiba, muncul asap membumbung mengelilingi keduanya. "Kyaaa! Tom, aku takut!" "Oh, ada seseorang! " Tiba-tiba muncullah sosok Indian Joe di depan Tom dan Becky. Saking terkejutnya, sampai-sampai keduanya sulit untuk bemafas. "Waaaw! Ayo, lari! Dengan cepat, Tom dan Becky berlari hingga keluar dari dalam goa. Akhimya mereka pulang.
Bibi Polly yang khawatir sangat gembira dengan kepulangan kedua anak itu. Ketika Tom pergi bermain ke rumah Becky, ayah Becky berkata, Tom karena goa itu berbahaya, sebaiknya ditutup saja. "Ya... tetapi di situ ada Indian Joe. Ketika semuanya pergi ke sana, temyata Indian Joe jatuh pingsan di pintu masuk goa. la tersesat. Kemudian mereka menutup pintu masuk goa, dan menjebloskan Indian Joe ke dalam penjara. "Temyata Indian Joe menyembunyikan emasnya di atas batu yang terletak di dalam goa ini dan telah diberi tanda. " Tom dan Huck masuk ke dalam goa dengan melewati jalan rahasia. Ketika mereka menggali batu yang sudah diberi tanda, mereka melihat emas yang disembunyikan kedua orang pencuri itu.
"Horee dengan harta ini, kita akan menjadi kaya!" Saat Tom dan Huck pulang, Nyonya Douglas yang telah ditolong oleh Huck mengadakan pesta untuk menyambut mereka.
"Petualangan Tom Sawyer" adalah cerita yang diangkat dari kisah di Mississipi, Amerika. Menceritakan tentang pemuda nakal, bernama Tom dan sahabatnya, Huck. Inti ceritanya ada di tengah-tengah cerita, sehingga menjadi dan mudah dimengerti.
Rabu, 15 Juni 2011
Saudagar Jerami
Dahulu kala, ada seorang pemuda miskin yang bernama Taro. Ia bekerja untuk ladang orang lain dan tinggal dilumbung rumah majikannya. Suatu hari, Taro pergi ke kuil untuk berdoa. "Wahai, Dewa Rahmat! Aku telah bekerja dengan sungguh-sungguh, tapi kehidupanku tidak berkercukupan". "Tolonglah aku agar hidup senang". Sejak saat itu setiap selesai bekerja, Taro pergi ke kuil. Suatu malam, sesuatu yang aneh membangunkan Taro. Di sekitarnya menjadi bercahaya, lalu muncul suara. "Taro, dengar baik-baik. Peliharalah baik-baik benda yang pertama kali kau dapatkan esok hari. Itu akan membuatmu bahagia."
Keesokan harinya ketika keluar dari pintu gerbang kuil, Taro jatuh terjerembab. Ketika sadar ia sedang menggenggam sebatang jerami. "Oh, jadi yang dimaksud Dewa adalah jerami, ya? Apa jerami ini akan mendatangkan kebahagiaan…?", pikir Taro. Walaupun agak kecewa dengan benda yang didapatkannya Taro lalu berjalan sambil membawa jerami. Di tengah jalan ia menangkap dan mengikatkan seekor lalat besar yang terbang dengan ributnya mengelilingi Taro di jeraminya. Lalat tersebut terbang berputar-putar pada jerami yang sudah diikatkan pada sebatang ranting. "Wah menarik ya", ujar Taro. Saat itu lewat kereta yang diikuti para pengawal. Di dalam kereta itu, seorang anak sedang duduk sambil memperhatikan lalat Taro. "Aku ingin mainan itu." Seorang pengawal datang menghampiri Taro dan meminta mainan itu. "Silakan ambil", ujar Taro. Ibu anak tersebut memberikan tiga buah jeruk sebagai rasa terima kasihnya kepada Taro.
"Wah, sebatang jerami bisa menjadi tiga buah jeruk", ujar Taro dalam hati. Ketika meneruskan perjalanannya, terlihat seorang wanita yang sedang beristirahat dan sangat kehausan. "Maaf, adakah tempat di dekat sini mata air ?", tanya wanita tadi. "Ada dikuil, tetapi jaraknya masih jauh dari sini, kalau anda haus, ini kuberikan jerukku", kata Taro sambil memberikan jeruknya kepada wanita itu. "Terima kasih, berkat engkau, aku menjadi sehat dan segar kembali". Terimalah kain tenun ini sebagai rasa terima kasih kami, ujar suami wanita itu. Dengan perasaan gembira, Taro berjalan sambil membawa kain itu. Tak lama kemudian, lewat seorang samurai dengan kudanya. Ketika dekat Taro, kuda samurai itu terjatuh dan tidak mampu bergerak lagi. "Aduh, padahal kita sedang terburu-buru." Para pengawal berembuk, apa yang harus dilakukan terhadap kuda itu. Melihat keadaan itu, Taro menawarkan diri untuk mengurus kuda itu. Sebagai gantinya Taro memberikan segulung kain tenun yang ia dapatkan kepada para pengawal samurai itu. Taro mengambil air dari sungai dan segera meminumkannya kepada kuda itu. Kemudian dengan sangat gembira, Taro membawa kuda yang sudah sehat itu sambil membawa 2 gulung kain yang tersisa.
Ketika hari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulung kain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu, dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamu Taro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esok harinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanan dengan menunggang kudanya.
Tiba-tiba di depan sebuah rumah besar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang. "Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taro masuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda. Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku ganti dengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawah bila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kata Taro.
"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?", Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taro menjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarap sawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinya yang sangat banyak.
Semakin lama Taro semakin kaya. Karena kekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "Saudagar Jerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agar putri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikah dengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerja dengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yang lucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernah kembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.
Keesokan harinya ketika keluar dari pintu gerbang kuil, Taro jatuh terjerembab. Ketika sadar ia sedang menggenggam sebatang jerami. "Oh, jadi yang dimaksud Dewa adalah jerami, ya? Apa jerami ini akan mendatangkan kebahagiaan…?", pikir Taro. Walaupun agak kecewa dengan benda yang didapatkannya Taro lalu berjalan sambil membawa jerami. Di tengah jalan ia menangkap dan mengikatkan seekor lalat besar yang terbang dengan ributnya mengelilingi Taro di jeraminya. Lalat tersebut terbang berputar-putar pada jerami yang sudah diikatkan pada sebatang ranting. "Wah menarik ya", ujar Taro. Saat itu lewat kereta yang diikuti para pengawal. Di dalam kereta itu, seorang anak sedang duduk sambil memperhatikan lalat Taro. "Aku ingin mainan itu." Seorang pengawal datang menghampiri Taro dan meminta mainan itu. "Silakan ambil", ujar Taro. Ibu anak tersebut memberikan tiga buah jeruk sebagai rasa terima kasihnya kepada Taro.
"Wah, sebatang jerami bisa menjadi tiga buah jeruk", ujar Taro dalam hati. Ketika meneruskan perjalanannya, terlihat seorang wanita yang sedang beristirahat dan sangat kehausan. "Maaf, adakah tempat di dekat sini mata air ?", tanya wanita tadi. "Ada dikuil, tetapi jaraknya masih jauh dari sini, kalau anda haus, ini kuberikan jerukku", kata Taro sambil memberikan jeruknya kepada wanita itu. "Terima kasih, berkat engkau, aku menjadi sehat dan segar kembali". Terimalah kain tenun ini sebagai rasa terima kasih kami, ujar suami wanita itu. Dengan perasaan gembira, Taro berjalan sambil membawa kain itu. Tak lama kemudian, lewat seorang samurai dengan kudanya. Ketika dekat Taro, kuda samurai itu terjatuh dan tidak mampu bergerak lagi. "Aduh, padahal kita sedang terburu-buru." Para pengawal berembuk, apa yang harus dilakukan terhadap kuda itu. Melihat keadaan itu, Taro menawarkan diri untuk mengurus kuda itu. Sebagai gantinya Taro memberikan segulung kain tenun yang ia dapatkan kepada para pengawal samurai itu. Taro mengambil air dari sungai dan segera meminumkannya kepada kuda itu. Kemudian dengan sangat gembira, Taro membawa kuda yang sudah sehat itu sambil membawa 2 gulung kain yang tersisa.
Ketika hari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulung kain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu, dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamu Taro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esok harinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanan dengan menunggang kudanya.
Tiba-tiba di depan sebuah rumah besar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang. "Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taro masuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda. Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku ganti dengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawah bila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kata Taro.
"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?", Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taro menjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarap sawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinya yang sangat banyak.
Semakin lama Taro semakin kaya. Karena kekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "Saudagar Jerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agar putri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikah dengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerja dengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yang lucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernah kembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.
Tukang Sepatu dan Liliput
Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu. Mereka sangat baik hati. Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang menjualnya. Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua. Karena itu walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis. Karena uang mereka sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.
Tak lama setelah itu, lewatlah seorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihan sekali gadis itu ! Ditengah cuaca dingin seperti ini tidak bersepatu”. Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis kecil itu.
“Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita”, kata si kakek. Malam tiba, merekapun tertidur dengan nyenyaknya. Saat itu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci mengangkut kulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika sudah selesai mereka kembali ke hutan.
Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat ada sepasang sepatu yang sangat hebat. Sepatu itu terjual dengan harga mahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan dan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya. “Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa”.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara diruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalu mengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaian sedang membuat sepatu. “Wow”, pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para kurcaci itu”. “Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan pakaian”, lanjut si nenek. “Aku akan membuatkan pakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih”. Kemudian nenek memotongh kain, dan membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkan kakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untup para kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan aju para kurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja.
Saat tengah malam, para kurcaci berdatangan. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya makanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”. Merek segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-nari dengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernah dating kembali.
Tetapi sejak saat itu, sepatu-sepatu yang dibuat Kakek selalu laris terjual. Sehingga walaupun mereka selalu memberikan makan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, uang mereka masih tersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu semua, Kakek dan dan nenek hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.
Tak lama setelah itu, lewatlah seorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihan sekali gadis itu ! Ditengah cuaca dingin seperti ini tidak bersepatu”. Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis kecil itu.
“Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita”, kata si kakek. Malam tiba, merekapun tertidur dengan nyenyaknya. Saat itu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci mengangkut kulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika sudah selesai mereka kembali ke hutan.
Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat ada sepasang sepatu yang sangat hebat. Sepatu itu terjual dengan harga mahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan dan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya. “Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa”.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara diruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalu mengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaian sedang membuat sepatu. “Wow”, pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para kurcaci itu”. “Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan pakaian”, lanjut si nenek. “Aku akan membuatkan pakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih”. Kemudian nenek memotongh kain, dan membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkan kakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untup para kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan aju para kurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja.
Saat tengah malam, para kurcaci berdatangan. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya makanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”. Merek segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-nari dengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernah dating kembali.
Tetapi sejak saat itu, sepatu-sepatu yang dibuat Kakek selalu laris terjual. Sehingga walaupun mereka selalu memberikan makan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, uang mereka masih tersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu semua, Kakek dan dan nenek hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.
Bawang Merah dan Bawang Putih
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Albert Einstein
Albert Einstein (lahir 14 Maret 1879 – meninggal 18 April 1955 pada umur 76 tahun) adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".
Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama "Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc²
Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat kota Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan. 'Einsteinhaus' di kota Bern di mana Einstein dan Mileva tinggal (di lantai 1) pada masa Annus Mirabilis Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Marić, seorang Serbia yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu, dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.
Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom itu benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brown.
Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc²
Masa muda dan universitas
Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola.Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat kota Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan.
Kerja dan Gelar Doktor
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan. Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new determination of molecular dimensions") pada tahun 1905 dari Universitas Zürich. Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian), efek fotolistrik, dan relativitas khusus) pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade. Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.Gerakan Brown
Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom itu benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brown.
Pangeran Katak
Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain lempar bola adalah mainan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga akhirnya lenyap di telaga yang dalam, sampai dasar telaga itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih menangis, terdengar suara seseorang berbicara padanya,”Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan tuan Putri sangat membuat saya terharu… Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar dengan muka yang jelek di permukaan air. “Oh… apakah engkau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga”. “Berhentilah menangis”, kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola emasmu, tapi apakah yang akan kau berikan padaku nanti?”, lanjut sang katak.
“Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan berikan mahkota emas yang aku pakai ini”, kata sang putri. Sang katak menjawab, “aku tidak mau perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman pasanganku dan mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur. Jika kau berjanji memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola emasmu kembali”, kata sang katak. “Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola emasku kembali.” Sang putri berpikir, bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup di darat dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama katak lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap bola emasnya dan kemudian berlari pulang. “Tunggu… tunggu,” kata sang katak. “Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu”. Tapi percuma saja sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Sang katak merasa sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan harinya, ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri… bukakan pintu untukku”. Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan bertanya pada putrinya,”Apa yang engkau takutkan putriku? Apakah ada raksasa yang akan membawamu pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia inginkan dari?” tanya sang raja pada putrinya.
Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin. “Aku tidak pernah berpikir ia akan datang ke istana ini..”, kata sang Putri. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi. “Putri…, putri, bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang katak segera masuk dang mengikuti sang putri sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu”, kata sang katak. Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring untuk katak di samping Putri Mary. Sang katak segera menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang. “Wah, benar-benar tidak punya aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak enak,” kata Putri Mary.
Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang katak. Namun, tiba-tiba, ketika hendakmembaringkan diri di tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah. “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup bahagia.
Pesan moral : Jangan pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu janji-janji yang akan kita buat.
Budaya Menyontek di Kalangan Pelajar
Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Setiap orang pasti ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan sudah tentu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Masalah menyontek selalu terkait dengan tes atau ujian. Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada juga yang memandang serius masalah ini.
Fenomena ini sering terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah, tetapi jarang kita dengar masalah menyontek dibahas dalam tingkatan atas, cukup diselesaikan oleh guru atau paling tinggi pada tingkat pimpinan sekolah atau madrasah itu sendiri.
Sudah dimaklumi bahwa orientasi belajar siswa-siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan praktek mencontek.
Proses belajar yang orientasinya hanya untuk mendapatkan nilai menurut Megawangi (2005), biasanya hanya melibatkan aspek kognitif (hafalan dan drilling), dan tidak melibatkan aspek afektif, emosi, sosial, dan spiritual. Memang sulit untuk mengukur aspek-aspek tersebut, sehingga bentuk soal-soal pasti hafalan atau pilihan berganda (kognitif). Pelajaran agama, PPKN, dan musik yang seharusnya melibatkan aspek afektif, ternyata juga di "kognitifkan" (hafalan) sehingga tidak ada proses refleksi dan apresiasi.
Karena, menghafal buku teks (yang memang diwajibkan untuk bisa menjawab soal ujian), adalah skill yang paling tidak penting bagi manusia . Jadi, mereka didik hanya menjadi robot; tidak ada inisiatif, dan pasif. Manusia ini biasanya tidak dapat berpikir kritis, dan tidak dapat menganalisis permasalahan, apalagi mencari solusinya, sehingga mudah dipengaruhi dan diprovokasi untuk melakukan hal-hal yang negatif. (Megawangi, 2005).
Pengalaman penulis ketika di Sekolah Dasar budaya menyontek sudah mulai ada, ketika latihan menjawab soal-soal matematika,beberapa teman-teman sudah berani melihat jawaban temanya dan menyalinnya. Di Sekolah Menengah Pertama, penulis menjadi korban teman yang nakal dan malas yang secara tiba-tiba mengambil jawaban penulis dan menyalinnya di lembar jawabannya, perbuatan ini tidak bisa dicegah karena ada rasa takut dan kasihan dengannya. Bahkan terkadang mereka tanpa takut dan malu melihat buku catatan dan meminta jawaban kepada teman yang dianggap pintar ketika ujian. Perbuatan ini mungkin saja diketahui oleh pengawas atau guru mata pelajaran yang diujikan, atau mungkin pula mereka pura-pura tidak tahu, entahlah yang jelas nilai ujian mereka ternyata hasilnya cukup baik.
Anehnya perbuatan menyontek tersebut dibiarkan saja oleh pengawas ujian (pada waktu itu ulangan umum), tidak dilaporkan kepada guru, Meskipun ada guru yang mengetahuinya, mereka tidak menanggapinya dengan serius, tidak memberi teguran serta sanksi sama sekali, mungkin hal tersebut adalah hal biasa saja dan bagian dari usaha para siswa.
Jika tidak ada sanksi, maka orang akan cenderung mengulangi lagi. Jelas ini merugikan siswa-siswi yang rajin belajar, karena objektifitas penilaian tidak ada sama sekali yang dilihat hasil ujian bukan keseluruhan proses dalam pembelajaran. Dan pernah terjadi siswa yang jujur dalam menjawab pertanyaan nilainya lebih rendah daripada siswa yang jelas-jelas menyontek siswa yang jujur tersebut. Akibatnya ia menjadi prustasi, dendam dan marah kepada diri sendiri yang mudah sekali dicontek teman, marah kepada teman yang menyonteknya, marah kepada guru yang memberi nilai yang tidak obyektif. Penulis pernah merasa kecewa sekali ketika ujian salah satu mata pelajaran yang penulis sendiri yakin akan kebenaran jawaban itu tiba-tiba ada pengawas yang menuliskan jawaban itu di papan tulis. Tentu mengembirakan siswa-siswi yang tidak bisa menjawab tetapi mengecewakan siswa-siswi yang benar menjawabnya.
Tetapi ada juga guru yang mempunyai pengalaman yang luas dan mengetahui karakteristik siswanya, sang guru akan curiga jika siswa yang sehari-harinya biasa-biasa saja, ketika ulangan atau ujian nilainya bagus semua, dan semakin curiga lagi jika jawaban siswa tersebut sama persis dengan buku catatan dan sama dengan jawaban anak yang pintar dan duduk didekat atau disebelahnya.
Ketika penulis berada di Sekolah Menengah Atas, masalah ini semakin banyak saja, dan suatu peristiswa yang penulis saksikan seorang juara kelas dibuat malu oleh gurunya karena dicurigai bekerjasama dalam ulangan harian sehingga harus ulangan harian lagi bersama-sama siswa-siswi yang dicurigai menyontek atau bekerja sama. Padahal menurut penulis pada waktu itu tidak mungkin seorang juara kelas menyontek, pasti jawabannya yang dicontek teman yang lain sehingga jawaban mereka sama semua.
Dan masih di sekolah tersebut teman penulis yang nilainya pas-pasan pada semester pertama, dan mendapat rangking di atas 40 dari 50 siswa, tiba-tiba masuk sepuluh besar di kelas itu disebabkan ketika ulangan umum semester kedua ia duduk sebangku dengan juara kelas. Apakah ini adil dan obyektif.
Dimana pengamatan guru selama ini terhadap siswa-siswinya.
Masih masalah menyontek ternyata di perguruan tinggi semakin canggih lagi, karena ada istilah dikalangan mahasiswa “ngakal tetapi berakal, menyontak pakai otak”. maksudnya menyontek itu tidak sama dengan menyalin pelajaran, ambil intinya saja, atau menggunakan kata-kata lain yang maksudnya sama dengan yang ada di buku dan jawaban teman.
Anehnya perbuatan contek menyontek dikalangan pelajar sampai saat ini masih saja ada, tidak pernah terdengar ada sanksi, skorsing, pengurangan nilai atau pembatalan kenaikan kelas bagi siswa-siswi yang ketahuan menyontek dalam ulangan. Tidak pernah ada dalam rapat orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas, dan pembina pendidikan membicarakan masalah menyontek, sekolah seakan menutup diri, seolah-olah semua siswa-siswinya bersih dalam praktek menyontek.
Satu hal lagi yang merugikan para siswa adalah sistem penilaian guru sangat subyektif, kebanyakan menilai jawaban siswa saja, tanpa melihat proses bagaimana ia mendapatkan nilai tersebut, sehingga menimbulkan kerugiaan tidak hanya pada siswa yang pintar tetapi juga pada siswa yang malas.
Jika ini terus dibiarkan saja oleh kita sebagai guru, orang tua murid, pemerhati pendidikan, pejabat pemerintah dan semua komponen masyarakat lainnya, maka dunia pendidikan tidak akan maju, malahan menciptakan manusia tidak jujur, malas, yang cenderung mencari jalan pintas dalam segala sesuatu dan akhirnya menjadi manusia yang menghalalkan segala cara untukmencapai tujuan yang diinginkannya
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian menyontek
Menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata menyontek sama dengan cheating. Beliau mengutif pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).
Menurut Suparno (2000). Segala sistem dan taktik penyontekan sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik, juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan, sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan contoh-contoh pengalaman diatas dalam tulisan ini adalah menyontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran
2. Katagori Menyontek
Menyontek dapat dikatagorikan dalam dua bagian ; pertama menyontek dengan usaha sendiri; kedua dengan kerjasama. Usaha sendiri disini adalah dengan membuat catatan sendiri, buka buku, dengan alat bantu lain seperti membuat coretan-coretan dikertas kecil, rumus ditangan, di kerah baju, bisa juga dengan mencuri jawaban teman Kerjasama dengan teman dengan cara membuat kesepakatan terlebih dahulu dan membuat kode-kode tertentu atau meminta jawaban kepada teman.
Dalam makalah yang ditulis Alhadza (2004) yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test.
3. Tinjauan Psikologi Tentang Menyontek atau Cheating
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi Unpad, seperti yang dikutip Rakasiwi (2007) orang menyontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti dibagi.
Menurut Bandura (dalam Vegawati, Oki dan Noviani, 2004), fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interdependen dan berlangsung terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal (a.l., keyakinan dan harapan), serta faktor penentu eksternal (a.l., "hadiah" dan "hukuman") merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.
Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004), Pada saat dorongan tingkah laku mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.
Dari teori-teori tentang motivasi, diketahui bahwa cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan kemungkinan untuk melakukan cheating. Dalam hal seperti itu maka, perilaku cheating tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja, seperti kita dengar iklan di televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu antara niat dan kesempatan.
Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap "prestasi" akademik yang dimilikinya, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk mencontek. Masalah kepuasan "prestasi" akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek, maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya.
Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Yesmil Anwar, mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja jarum itu rusak, mesin motor pun mati.
C. Analisis Masalah
Dalam tulisan ini penulis ingin memaparkan kenapa perbuatan mencontek sering terjadi dikalangan pelajar, apa dampaknya dan bagaimana mengatasinya.
Menurut Alhadza (2004) dalam makalahnya mengenai masalah menyontek yang ia istilahkan dengan cheating menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka kepada sekitar 60 orang teman mahasiswa di PPS UNJ. Dari hasil kuisioner tersebut didapatkan jawaban tentang alasan seseorang melakukan cheating dengan pengelompokan sebagai berikut.
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu membuku (buku sentris) sehingga memaksa peserta ujian harus menghapal kata demi kata dari buku teks.
3. Merasa dosen/guru kurang adil dan diskriminatif dalam pemberian nilai.
4. Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.
5. Takut gagal. Yang bersangkutan tidak siap menghadapi ujian tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.
6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
7. Tidak percaya diri. Sebenarya yang bersangkutan sudah belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil.
8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk berdekatan.
9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena faktor usia, sementara soal yang dibuat penguji sangat menekankan kepada kemampuan mengingat.
10. Mencari jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.
11. Menganggap sistem penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan pribadi kepada dosen/guru lebih efektif daripada belajar serius.
12. Penugasan guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan siswa/mahasiswa terdesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.
13. Yakin bahwa dosen/guru tidak akan memeriksa tugas yang diberikan berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan mengelabui dosen/guru yang bersangkutan.
Dampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka: peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor. (Poedjinoegroho, 2006)
Pengajaran yang orientasinya siswa mampu menjawab soal dan bukan pada pengertian serta pengembangan inovasi dan kreatifitas siswa akan menumbuhkan kebosanan, kejenuhan, suasana monoton yang dapat berakibat stress. Sudah waktunya sistem pendidikan kita bersifat two way communication antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Kelompok kerja makalah, presentasi, pembuatan alat peraga, studi lapangan (misalnya ke pabrik salah satu orang tua siswa) kiranya lebih digiatkan daripada menimbuni siswa/mahasiswa dengan soal-soal yang banyak tapi dikerjakan dengan menyontek. (Widiawan,1995)
Jika masalah mencontek ini masih saja dianggap sepele oleh semua orang, tidak akan respon dan tanggapan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidkan para pakar pendidikan dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, penulis pesimis dunia pendidikan akan maju, kreatifitas siswa akan hilang yang tumbuh mungkin orang-orang yang tidak jujur yang bekerja disemua sektor kehidupan.
D. Rekomendasi
Mencermati kasus yang terjadi dan berdasarkan pengalaman penulis sendiri sebagai seorang pelajar dan mahasiswa, sepertinya perbuatan mencontek ini susah sekali untuk dihilangkan. Paling tidak penulis sebagai bagian dari pendidik dapat meminimalisir perbuatan mencontek tersebut sesuai dengan kemampuan, dan ilmu yang penulis miliki.
Sebagai guru penulis sudah berusaha menjauhkan para siswa dari menyontek dengan memotivasi mereka agar percaya diri, yakin akan kemampuannya dan selalu berbuat jujur. Untuk menentukan nilai siswa hasil ulangan atau ujian bukan menjadi ukuran, karena pengalaman sebagai siswa sudah cukup memberi pelajaran bahwa semua siswa ingin dihargai, namun yang pantas dihargai adalah siswa yang jujur dalam segala hal. Sehingga penulis punya catatan tentang kemampuan siswa, karakteristiknya data-data keluarga dan lain sebagainya. Penulis sering memberi tes secara lisan karena cara ini dianggap efektif menimalisir cheating tersebut.
Pemberian tes lisan ini dilakukan penulis secara bertahap, tidak sekaligus pada waktu ulangan atau ujian, karena cara ini menggunakan waktu yang lama. Disamping itu tes tulisan juga masih digunakan sebagai pembanding kemampuan siswa-siswi
Penulis mengharapkan ada kesepakatan bersama semua komponen yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan untuk memerangi masalah menyontek atau cheating bagi pelajar dalam ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru, sekolah maupun pemerintah (Ujian Nasional). Karena sistem sekarang ini masih menggunakan penilaian nasional, maka yang terpenting kita sebagai subyek pendidikan yang berlaku jujur dalam mengelola pendidikan. Guru dalam menilai harus jujur, pengawas harus jujur mengawasi para siswa, kepala sekolah harus jujur dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Jangan malu dan takut dikatakan gagal meluluskan siswa-siswinya dalam ujian
Fenomena ini sering terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah, tetapi jarang kita dengar masalah menyontek dibahas dalam tingkatan atas, cukup diselesaikan oleh guru atau paling tinggi pada tingkat pimpinan sekolah atau madrasah itu sendiri.
Sudah dimaklumi bahwa orientasi belajar siswa-siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan praktek mencontek.
Proses belajar yang orientasinya hanya untuk mendapatkan nilai menurut Megawangi (2005), biasanya hanya melibatkan aspek kognitif (hafalan dan drilling), dan tidak melibatkan aspek afektif, emosi, sosial, dan spiritual. Memang sulit untuk mengukur aspek-aspek tersebut, sehingga bentuk soal-soal pasti hafalan atau pilihan berganda (kognitif). Pelajaran agama, PPKN, dan musik yang seharusnya melibatkan aspek afektif, ternyata juga di "kognitifkan" (hafalan) sehingga tidak ada proses refleksi dan apresiasi.
Karena, menghafal buku teks (yang memang diwajibkan untuk bisa menjawab soal ujian), adalah skill yang paling tidak penting bagi manusia . Jadi, mereka didik hanya menjadi robot; tidak ada inisiatif, dan pasif. Manusia ini biasanya tidak dapat berpikir kritis, dan tidak dapat menganalisis permasalahan, apalagi mencari solusinya, sehingga mudah dipengaruhi dan diprovokasi untuk melakukan hal-hal yang negatif. (Megawangi, 2005).
Pengalaman penulis ketika di Sekolah Dasar budaya menyontek sudah mulai ada, ketika latihan menjawab soal-soal matematika,beberapa teman-teman sudah berani melihat jawaban temanya dan menyalinnya. Di Sekolah Menengah Pertama, penulis menjadi korban teman yang nakal dan malas yang secara tiba-tiba mengambil jawaban penulis dan menyalinnya di lembar jawabannya, perbuatan ini tidak bisa dicegah karena ada rasa takut dan kasihan dengannya. Bahkan terkadang mereka tanpa takut dan malu melihat buku catatan dan meminta jawaban kepada teman yang dianggap pintar ketika ujian. Perbuatan ini mungkin saja diketahui oleh pengawas atau guru mata pelajaran yang diujikan, atau mungkin pula mereka pura-pura tidak tahu, entahlah yang jelas nilai ujian mereka ternyata hasilnya cukup baik.
Anehnya perbuatan menyontek tersebut dibiarkan saja oleh pengawas ujian (pada waktu itu ulangan umum), tidak dilaporkan kepada guru, Meskipun ada guru yang mengetahuinya, mereka tidak menanggapinya dengan serius, tidak memberi teguran serta sanksi sama sekali, mungkin hal tersebut adalah hal biasa saja dan bagian dari usaha para siswa.
Jika tidak ada sanksi, maka orang akan cenderung mengulangi lagi. Jelas ini merugikan siswa-siswi yang rajin belajar, karena objektifitas penilaian tidak ada sama sekali yang dilihat hasil ujian bukan keseluruhan proses dalam pembelajaran. Dan pernah terjadi siswa yang jujur dalam menjawab pertanyaan nilainya lebih rendah daripada siswa yang jelas-jelas menyontek siswa yang jujur tersebut. Akibatnya ia menjadi prustasi, dendam dan marah kepada diri sendiri yang mudah sekali dicontek teman, marah kepada teman yang menyonteknya, marah kepada guru yang memberi nilai yang tidak obyektif. Penulis pernah merasa kecewa sekali ketika ujian salah satu mata pelajaran yang penulis sendiri yakin akan kebenaran jawaban itu tiba-tiba ada pengawas yang menuliskan jawaban itu di papan tulis. Tentu mengembirakan siswa-siswi yang tidak bisa menjawab tetapi mengecewakan siswa-siswi yang benar menjawabnya.
Tetapi ada juga guru yang mempunyai pengalaman yang luas dan mengetahui karakteristik siswanya, sang guru akan curiga jika siswa yang sehari-harinya biasa-biasa saja, ketika ulangan atau ujian nilainya bagus semua, dan semakin curiga lagi jika jawaban siswa tersebut sama persis dengan buku catatan dan sama dengan jawaban anak yang pintar dan duduk didekat atau disebelahnya.
Ketika penulis berada di Sekolah Menengah Atas, masalah ini semakin banyak saja, dan suatu peristiswa yang penulis saksikan seorang juara kelas dibuat malu oleh gurunya karena dicurigai bekerjasama dalam ulangan harian sehingga harus ulangan harian lagi bersama-sama siswa-siswi yang dicurigai menyontek atau bekerja sama. Padahal menurut penulis pada waktu itu tidak mungkin seorang juara kelas menyontek, pasti jawabannya yang dicontek teman yang lain sehingga jawaban mereka sama semua.
Dan masih di sekolah tersebut teman penulis yang nilainya pas-pasan pada semester pertama, dan mendapat rangking di atas 40 dari 50 siswa, tiba-tiba masuk sepuluh besar di kelas itu disebabkan ketika ulangan umum semester kedua ia duduk sebangku dengan juara kelas. Apakah ini adil dan obyektif.
Dimana pengamatan guru selama ini terhadap siswa-siswinya.
Masih masalah menyontek ternyata di perguruan tinggi semakin canggih lagi, karena ada istilah dikalangan mahasiswa “ngakal tetapi berakal, menyontak pakai otak”. maksudnya menyontek itu tidak sama dengan menyalin pelajaran, ambil intinya saja, atau menggunakan kata-kata lain yang maksudnya sama dengan yang ada di buku dan jawaban teman.
Anehnya perbuatan contek menyontek dikalangan pelajar sampai saat ini masih saja ada, tidak pernah terdengar ada sanksi, skorsing, pengurangan nilai atau pembatalan kenaikan kelas bagi siswa-siswi yang ketahuan menyontek dalam ulangan. Tidak pernah ada dalam rapat orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas, dan pembina pendidikan membicarakan masalah menyontek, sekolah seakan menutup diri, seolah-olah semua siswa-siswinya bersih dalam praktek menyontek.
Satu hal lagi yang merugikan para siswa adalah sistem penilaian guru sangat subyektif, kebanyakan menilai jawaban siswa saja, tanpa melihat proses bagaimana ia mendapatkan nilai tersebut, sehingga menimbulkan kerugiaan tidak hanya pada siswa yang pintar tetapi juga pada siswa yang malas.
Jika ini terus dibiarkan saja oleh kita sebagai guru, orang tua murid, pemerhati pendidikan, pejabat pemerintah dan semua komponen masyarakat lainnya, maka dunia pendidikan tidak akan maju, malahan menciptakan manusia tidak jujur, malas, yang cenderung mencari jalan pintas dalam segala sesuatu dan akhirnya menjadi manusia yang menghalalkan segala cara untukmencapai tujuan yang diinginkannya
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian menyontek
Menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata menyontek sama dengan cheating. Beliau mengutif pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).
Menurut Suparno (2000). Segala sistem dan taktik penyontekan sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik, juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan, sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan contoh-contoh pengalaman diatas dalam tulisan ini adalah menyontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran
2. Katagori Menyontek
Menyontek dapat dikatagorikan dalam dua bagian ; pertama menyontek dengan usaha sendiri; kedua dengan kerjasama. Usaha sendiri disini adalah dengan membuat catatan sendiri, buka buku, dengan alat bantu lain seperti membuat coretan-coretan dikertas kecil, rumus ditangan, di kerah baju, bisa juga dengan mencuri jawaban teman Kerjasama dengan teman dengan cara membuat kesepakatan terlebih dahulu dan membuat kode-kode tertentu atau meminta jawaban kepada teman.
Dalam makalah yang ditulis Alhadza (2004) yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test.
3. Tinjauan Psikologi Tentang Menyontek atau Cheating
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi Unpad, seperti yang dikutip Rakasiwi (2007) orang menyontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti dibagi.
Menurut Bandura (dalam Vegawati, Oki dan Noviani, 2004), fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interdependen dan berlangsung terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal (a.l., keyakinan dan harapan), serta faktor penentu eksternal (a.l., "hadiah" dan "hukuman") merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.
Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004), Pada saat dorongan tingkah laku mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.
Dari teori-teori tentang motivasi, diketahui bahwa cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan kemungkinan untuk melakukan cheating. Dalam hal seperti itu maka, perilaku cheating tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja, seperti kita dengar iklan di televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu antara niat dan kesempatan.
Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap "prestasi" akademik yang dimilikinya, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk mencontek. Masalah kepuasan "prestasi" akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek, maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya.
Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Yesmil Anwar, mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja jarum itu rusak, mesin motor pun mati.
C. Analisis Masalah
Dalam tulisan ini penulis ingin memaparkan kenapa perbuatan mencontek sering terjadi dikalangan pelajar, apa dampaknya dan bagaimana mengatasinya.
Menurut Alhadza (2004) dalam makalahnya mengenai masalah menyontek yang ia istilahkan dengan cheating menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka kepada sekitar 60 orang teman mahasiswa di PPS UNJ. Dari hasil kuisioner tersebut didapatkan jawaban tentang alasan seseorang melakukan cheating dengan pengelompokan sebagai berikut.
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu membuku (buku sentris) sehingga memaksa peserta ujian harus menghapal kata demi kata dari buku teks.
3. Merasa dosen/guru kurang adil dan diskriminatif dalam pemberian nilai.
4. Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.
5. Takut gagal. Yang bersangkutan tidak siap menghadapi ujian tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.
6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
7. Tidak percaya diri. Sebenarya yang bersangkutan sudah belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil.
8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk berdekatan.
9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena faktor usia, sementara soal yang dibuat penguji sangat menekankan kepada kemampuan mengingat.
10. Mencari jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.
11. Menganggap sistem penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan pribadi kepada dosen/guru lebih efektif daripada belajar serius.
12. Penugasan guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan siswa/mahasiswa terdesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.
13. Yakin bahwa dosen/guru tidak akan memeriksa tugas yang diberikan berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan mengelabui dosen/guru yang bersangkutan.
Dampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka: peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor. (Poedjinoegroho, 2006)
Pengajaran yang orientasinya siswa mampu menjawab soal dan bukan pada pengertian serta pengembangan inovasi dan kreatifitas siswa akan menumbuhkan kebosanan, kejenuhan, suasana monoton yang dapat berakibat stress. Sudah waktunya sistem pendidikan kita bersifat two way communication antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Kelompok kerja makalah, presentasi, pembuatan alat peraga, studi lapangan (misalnya ke pabrik salah satu orang tua siswa) kiranya lebih digiatkan daripada menimbuni siswa/mahasiswa dengan soal-soal yang banyak tapi dikerjakan dengan menyontek. (Widiawan,1995)
Jika masalah mencontek ini masih saja dianggap sepele oleh semua orang, tidak akan respon dan tanggapan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidkan para pakar pendidikan dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, penulis pesimis dunia pendidikan akan maju, kreatifitas siswa akan hilang yang tumbuh mungkin orang-orang yang tidak jujur yang bekerja disemua sektor kehidupan.
D. Rekomendasi
Mencermati kasus yang terjadi dan berdasarkan pengalaman penulis sendiri sebagai seorang pelajar dan mahasiswa, sepertinya perbuatan mencontek ini susah sekali untuk dihilangkan. Paling tidak penulis sebagai bagian dari pendidik dapat meminimalisir perbuatan mencontek tersebut sesuai dengan kemampuan, dan ilmu yang penulis miliki.
Sebagai guru penulis sudah berusaha menjauhkan para siswa dari menyontek dengan memotivasi mereka agar percaya diri, yakin akan kemampuannya dan selalu berbuat jujur. Untuk menentukan nilai siswa hasil ulangan atau ujian bukan menjadi ukuran, karena pengalaman sebagai siswa sudah cukup memberi pelajaran bahwa semua siswa ingin dihargai, namun yang pantas dihargai adalah siswa yang jujur dalam segala hal. Sehingga penulis punya catatan tentang kemampuan siswa, karakteristiknya data-data keluarga dan lain sebagainya. Penulis sering memberi tes secara lisan karena cara ini dianggap efektif menimalisir cheating tersebut.
Pemberian tes lisan ini dilakukan penulis secara bertahap, tidak sekaligus pada waktu ulangan atau ujian, karena cara ini menggunakan waktu yang lama. Disamping itu tes tulisan juga masih digunakan sebagai pembanding kemampuan siswa-siswi
Penulis mengharapkan ada kesepakatan bersama semua komponen yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan untuk memerangi masalah menyontek atau cheating bagi pelajar dalam ulangan atau ujian yang diberikan oleh guru, sekolah maupun pemerintah (Ujian Nasional). Karena sistem sekarang ini masih menggunakan penilaian nasional, maka yang terpenting kita sebagai subyek pendidikan yang berlaku jujur dalam mengelola pendidikan. Guru dalam menilai harus jujur, pengawas harus jujur mengawasi para siswa, kepala sekolah harus jujur dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Jangan malu dan takut dikatakan gagal meluluskan siswa-siswinya dalam ujian
JANGAN MENUNGGU UNTUK MEMBERI
Pernahkah kamu melihat orang-orang yang kaya mendadak atau tenar tiba-tiba sehingga mereka menjadi sangat kaya raya? Apa yang biasanya berubah setelah mereka menjadi sangat tajir? Mungkin gaya hidup mereka berubah. Yang tadinya tidak suka memakai pakaian bermerek, sekarang hanya mau memakai baju-baju bermerek. Tidak itu saja, mobil pun diganti dengan yang super mewah. Rumah lama mungkin dijual, diganti dengan rumah megah dan mewah. Pokoknya, yang mereka pikirkan hanyalah kesejahteraan diri mereka sendiri.
Orang yang kaya mendadak memang jarang memikirkan kesejahteraan orang lain. Biasanya tindakan mereka dalam menggunakan kekayaan mereka merupakan tindakan orang yang bermental miskin. Mereka kaya harta tetapi miskin hati.
Walaupun tentu saja tidak semua orang yang kaya mendadak memiliki mental seperti itu. Masih ada orang-orang kaya yang memiliki mental yang juga kaya. Mereka lebih memilih hidup sederhana dan menyumbangkan sebagian dari kekayaan mereka untuk kesejahteraan orang banyak.
Program The Giving Pledge adalah salah satu program yang berhasil menjaring para jutawan di AS untuk menyumbangkan setengah dari harta mereka untuk kegiatan sosial atau filantropi. Ada 57 orang triliuner AS (Bayangkan, triliuner lho, bukan milyarder lagi) yang menyatakan bersedia menyumbangkan minimal separuh dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi melalui program ini.
Lebih hebat lagi, program ini dirintis oleh orang terkaya di dunia, Warren Buffet dan Bill Gates, pendiri Microsoft. Melalui program ini, Oom Warren dan Oom Bill mengajak para orang koaya roaya alias super kaya untuk menyumbangkan minimal setengah dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi.
Konon, pada tahun 2006 Oom Warren sudah menyatakan akan menyumbangkan 99 persen dari kekayaannya melalui Bill dan Melinda Gates Foundation. Sedangkan, Bill Gates dan Melinda Gates telah menyumbangkan lebih dari 28 milyar dollar AS.
Di antara para orang kaya itu ada juga nama Mark Zukerberg dan Dustin Moskovitz, si pendiri facebook.
Saat bergabung dengan komunitas ini, Mark Zukerberg berkata : “Banyak orang menunggu hingga ujung karirnya untuk memberi. Tapi mengapa harus menunggu jika banyak hal yang harus kita lakukan sekarang.”
Yup, Mark benar! Mengapa harus menunggu untuk memberi? Beri selagi kamu bisa memberi meskipun mungkin nilainya tidak sebesar pemberian para triliuner itu.
Orang yang kaya mendadak memang jarang memikirkan kesejahteraan orang lain. Biasanya tindakan mereka dalam menggunakan kekayaan mereka merupakan tindakan orang yang bermental miskin. Mereka kaya harta tetapi miskin hati.
Walaupun tentu saja tidak semua orang yang kaya mendadak memiliki mental seperti itu. Masih ada orang-orang kaya yang memiliki mental yang juga kaya. Mereka lebih memilih hidup sederhana dan menyumbangkan sebagian dari kekayaan mereka untuk kesejahteraan orang banyak.
Program The Giving Pledge adalah salah satu program yang berhasil menjaring para jutawan di AS untuk menyumbangkan setengah dari harta mereka untuk kegiatan sosial atau filantropi. Ada 57 orang triliuner AS (Bayangkan, triliuner lho, bukan milyarder lagi) yang menyatakan bersedia menyumbangkan minimal separuh dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi melalui program ini.
Lebih hebat lagi, program ini dirintis oleh orang terkaya di dunia, Warren Buffet dan Bill Gates, pendiri Microsoft. Melalui program ini, Oom Warren dan Oom Bill mengajak para orang koaya roaya alias super kaya untuk menyumbangkan minimal setengah dari kekayaan mereka untuk kegiatan filantropi.
Konon, pada tahun 2006 Oom Warren sudah menyatakan akan menyumbangkan 99 persen dari kekayaannya melalui Bill dan Melinda Gates Foundation. Sedangkan, Bill Gates dan Melinda Gates telah menyumbangkan lebih dari 28 milyar dollar AS.
Di antara para orang kaya itu ada juga nama Mark Zukerberg dan Dustin Moskovitz, si pendiri facebook.
Saat bergabung dengan komunitas ini, Mark Zukerberg berkata : “Banyak orang menunggu hingga ujung karirnya untuk memberi. Tapi mengapa harus menunggu jika banyak hal yang harus kita lakukan sekarang.”
Yup, Mark benar! Mengapa harus menunggu untuk memberi? Beri selagi kamu bisa memberi meskipun mungkin nilainya tidak sebesar pemberian para triliuner itu.
Langkah Awal Agar Bisa Menulis
Saat Anda mengatakan tidak bisa menulis dan Anda diam saja, maka selamanya Anda tidak akan bisa menulis. Langkah pertama agar Anda bisa menulis ialah mulailah menulis.
Saya bingung mau menulis apa?
OK, saya tahu, bagi yang belum biasa menulis, memulai sebuah tulisan adalah sesuatu yang berat. Namun ini harus Anda lakukan jika Anda ingin bisa menulis. Anda harus mulai menulis. Saya akan tunjukan caranya agar Anda bisa mulai menulis sekarang juga.
Untuk latihan, Anda tidak perlu menulis sesuatu yang baru. Serius. Cobalah Anda menulis dengan cara mencontek tulisan orang lain dulu. Betul, Anda cari tulisan orang lain dan Anda boleh tulis ulang 100%. Hanya saja ini bukan untuk publikasi, tetapi sekedar untuk latihan saja.
Terlihat sederhana tetapi ini adalah trik ampuh agar Anda mau memulai menulis. Setelah Anda mencoba menulis ulang tulisan orang lain secara berulang-ulang maka otak dan tubuh Anda sudah mulai terbiasa menulis.
"Terbiasa Menulis" adalah pintu gerbang Anda menuju dunia tulis menulis. Inilah langkah awal yang akan membuat Anda menjadi penulis handal. Ini adalah langkah sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa pun. Maka tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal ini, sebab langkah ini mudah dan membawa manfaat yang besar.
Carilah bahan-bahan tulisan dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, artikel di internet, koran, dan sebagainya. Carilah tulisan yang menarik dan tulis ulang.
Menulis ulang bukan hanya agar Anda pandai menulis, tetapi manfaat lainnya Anda akan menyerap ilmu dari bacaan yang Anda baca menjadi lebih baik. Ini juga akan menjadi bekal bagi Anda supaya menjadi penulis handal.
Jika Anda tidak mau memulai latihan sederhana ini, berarti Anda tidak serius ingin belajar menulis. Mungkin Anda berpikir bahwa latihan ini tidak akan membawa manfaat bagi Anda. Saya sudah membuktikannya, saya sudah menulis ratusan artikel dan puluhan ebook. Saya dimulai dengan latihan menulis tulisan orang lain.
Latihan ini adalah suatu pembiasaan atau membentuk pola kebiasaan baru bagi otak dan tubuh Anda. Kebiasaan akan memberikan kekuatan luar biasa untuk kemampuan Anda. Adalah benar jika adaorang yang mengatakan "bisa karena biasa".
Coba Anda pikirakan, Anda begitu pandai, otomatis, dan tanpa berpikir saat memindahkan persneling mobil Anda. Padahal saat mulai belajar hal ini sangat sulit. Tetapi karena saat ini Anda sudah terbiasa, maka semuanya menjadi mudah.
Intinya ialah, biasakan menulis. Apa pun isi tulisan Anda, pokoknya biasakan dulu menulis. Jika Anda tidak mau membiasakan diri menulis, jangan mimpi ingin menjadi penulis.
Saya bingung mau menulis apa?
OK, saya tahu, bagi yang belum biasa menulis, memulai sebuah tulisan adalah sesuatu yang berat. Namun ini harus Anda lakukan jika Anda ingin bisa menulis. Anda harus mulai menulis. Saya akan tunjukan caranya agar Anda bisa mulai menulis sekarang juga.
Untuk latihan, Anda tidak perlu menulis sesuatu yang baru. Serius. Cobalah Anda menulis dengan cara mencontek tulisan orang lain dulu. Betul, Anda cari tulisan orang lain dan Anda boleh tulis ulang 100%. Hanya saja ini bukan untuk publikasi, tetapi sekedar untuk latihan saja.
Terlihat sederhana tetapi ini adalah trik ampuh agar Anda mau memulai menulis. Setelah Anda mencoba menulis ulang tulisan orang lain secara berulang-ulang maka otak dan tubuh Anda sudah mulai terbiasa menulis.
"Terbiasa Menulis" adalah pintu gerbang Anda menuju dunia tulis menulis. Inilah langkah awal yang akan membuat Anda menjadi penulis handal. Ini adalah langkah sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa pun. Maka tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal ini, sebab langkah ini mudah dan membawa manfaat yang besar.
Carilah bahan-bahan tulisan dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, artikel di internet, koran, dan sebagainya. Carilah tulisan yang menarik dan tulis ulang.
Menulis ulang bukan hanya agar Anda pandai menulis, tetapi manfaat lainnya Anda akan menyerap ilmu dari bacaan yang Anda baca menjadi lebih baik. Ini juga akan menjadi bekal bagi Anda supaya menjadi penulis handal.
Jika Anda tidak mau memulai latihan sederhana ini, berarti Anda tidak serius ingin belajar menulis. Mungkin Anda berpikir bahwa latihan ini tidak akan membawa manfaat bagi Anda. Saya sudah membuktikannya, saya sudah menulis ratusan artikel dan puluhan ebook. Saya dimulai dengan latihan menulis tulisan orang lain.
Latihan ini adalah suatu pembiasaan atau membentuk pola kebiasaan baru bagi otak dan tubuh Anda. Kebiasaan akan memberikan kekuatan luar biasa untuk kemampuan Anda. Adalah benar jika adaorang yang mengatakan "bisa karena biasa".
Coba Anda pikirakan, Anda begitu pandai, otomatis, dan tanpa berpikir saat memindahkan persneling mobil Anda. Padahal saat mulai belajar hal ini sangat sulit. Tetapi karena saat ini Anda sudah terbiasa, maka semuanya menjadi mudah.
Intinya ialah, biasakan menulis. Apa pun isi tulisan Anda, pokoknya biasakan dulu menulis. Jika Anda tidak mau membiasakan diri menulis, jangan mimpi ingin menjadi penulis.
Kebiasaan Membaca Efektif
Hamdan Nasrullah
Semakin banyak belajar, semakin banyak yang aku tak tahu.View all articles by Hamdan Nasrullah
Kebiasaan Membaca Efektif
Kebiasaan Membaca Efektif
Salah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akan informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa "Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to Keep your mind young."
Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agar tetap muda.
Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya"The 7 Habits of Highly Effective People" sebagai berikut:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang Sebatang pohon di hutan.
"Apa yang sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya.
"Tidak dapatkah Anda melihat?" demikian jawabnya dengan tidak sabar.
"Saya sedang menggergaji pohon ini."
"Anda kelihatan letih!" Anda berseru. "Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?"
"Lebih dari lima jam," jawabnya, " dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras."
"Nah, mengapa Anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?" Anda bertanya. "Saya yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat."
"Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji," orang itu berkata dengan tegas. "Saya terlalu sibuk menggergaji."
Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang paling penting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuh kebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbarui keempat dimensi alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.
Membaca merupakan salah cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Meskipun kita memiliki "keterbatasan waktu", kita tetap perlu mengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
Namun sebelumnya kita perlu mengenali berbagai tipe gaya belajar seseorang, yaitu:
a. Visual.
Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.
b. Auditori.
Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah kuliah, diskusi, debat dan instruksi verbal.
c. Kinestetik.
Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka "menangani", bergerak, menyentuh dan merasakan/mangalami sendiri.
Semua kita, dalam beberapa hal, memanfaatkan ketiga gaya tersebut. Tetapi kebanyakan orang menunjukkan kelebihsukaan dan kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu dibandingkan dua gaya lainnya. Pada anak-anak kecenderungannya adalah pada kinestetik dan auditori, namun pada saat mereka dewasa, kelebihsukaan pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi.
Memahami gaya belajar pribadi Anda akan dapat meningkatkan kinerja dan prestasi Anda. Anda akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah. Anda dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling Anda sukai untuk menerima informasi. Anda akan bisa berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan memperkuat pergaulan Anda dengan mereka.
Tiga Faktor Penting Meningkatkan Kemampuan Belajar
Ada tiga faktor penting dalam penguasaan ketrampilan untuk belajar:
Pertama adalah pola pikir dan sikap (mindset and attitude) kita terhadap belajar.
Kita harus memiliki hasrat (desire) dan kecintaan (passion) yang dalam
Terhadap nilai-nilai untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Belajar tidak hanya sekedar melalui pendidikan formal semata, tetapi dalam setiap aspek kehidupan kita harus senantiasa mengembangkan sikap belajar. Sikap mau membaca, mendengar, mau mengerti dan mau belajar dari orang lain merupakan sikap yang perlu senantiasa dikembangkan jika kita ingin memperbaiki diri ataupun gagasan kita.
Faktor kedua dalam meningkatkan ketrampilan untuk belajar adalah kemampuan kita untuk mendayagunakan kekuatan pikiran kita (terutama pikiran bawah sadar – subconscious mind) untuk mempercepat proses belajar (accelerated learning). Pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang luar biasa jika kita dapat mengoptimalkan potensinya. Seringkali kita melupakan bahwa anugerah yang terindah dan terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita adalah kemampuan pikiran kita. Hal inilah yang membedakan kita dengan ciptaanNya yang lain.
Hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengembangkan ketrampilan untuk belajar adalah dengan banyak membaca. Meluangkan waktu sedikitnya satu jam sehari untuk membaca buku merupakan kebiasaan yang baik bagi kita untuk mulai Mengembangkan diri kita.
Banyak sekali metoda untuk meningkatkan kecepatan membaca (speed reading) maupun pemahaman (comprehension) terhadap isi dari suatu buku. Ketrampilan inilah yang amat kita perlukan untuk meningkatkan daya serap dan kecepatan kita dalam membaca sebuah buku. Selain membaca, meningkatkan kemampuan dapat diperoleh melalui seminar, pelatihan maupun mendengarkan kaset-kaset motivasi.
Faktor ketiga dalam meningkatkan kemampuan belajar kita adalah disiplin diri dan kegigihan (self discipline and persistence). Tanpa kedua hal ini maka belajar hanyalah kegiatan yang sifatnya tergantung suasana hati (mood) dan kita tidak dapat mencapai keunggulan(excelence) hanya dengan belajar setengah hati. Sudah saatnya kita mengubah kebiasaan-kebiasaan kita. Ada pepatah yang mengatakan "Your Habits will Determine Your Future”. Miliki kebiasaan belajar, dan mulai langkah pertama Anda. Proses mengubah kebiasaan sangat ditentukan oleh kedisiplinan diri dan kegigihan kita, sehingga setelah melakukannya dalam periode waktu tertentu, hal tersebut tidak lagi menjadi beban tetapi telah menjadi kebutuhan. Jika pada awalnya sulit melakukan tetapi setelah itu Anda jadi terbiasa.
Ketrampilan Dasar untuk Membaca yang Efektif.
Sebelum kita mengembangkan kemampuan membaca dengan efektif, kita perlu
menguasai terlebih dulu beberapa ketrampilan dasar, yaitu:
1. Konsentrasi
Kebanyakan kita menganggap bahwa konsentrasi adalah pekerjaan berat dan
Sangat sulit dilakukan. Kita memiliki suatu keyakinan bahwa hal tersebut susah untuk dilakukan. Padahal kalau kita menyenangi sesuatu, katakanlah menonton konser musik band favorit kita atau film di bioskop, maka kita akan dapat berkonsentrasi menikmati pertunjukan yang berlangsung lebih dari dua jam. Kita ternyata dapat berkonsentrasi cukup lama jika kita melakukan sesuatu yang kita senangi. Inilah pola pikir pertama yang harus kita kembangkan untuk belajar berkonsentrasi.
Hal yang kedua adalah bahwa mengembangkan daya konsentrasi sama halnya Dengan mengembangkan dan menguatkan otot-otot tubuh kita. Kita perlu latihan yang teratur dan terus menerus. Salah satu teknik untuk mengembangkan daya konsentrasi adalah teknik kontemplasi. Kontemplasi adalah suatu teknik menggunakan pikiran kita seperti sebuah lampu senter (search light) untuk mencari dan menemukan informasi baru. Untuk melatihnya, Anda perlu lakukan setiap hari (sedikitnya 5 menit sampai maksimum 10 menit per latihan). Caranya dimulai dengan fokus
Jika Anda sudah bisa bertahan konsentrasi 10 menit, tingkatkan kemampuan Anda dengan berlatih langsung membaca sebuah buku 10-20 menit. Lakukan setiap hari sampai daya tahan konsentrasi Anda meningkat sedikit demi sedikit.
2. Membuat Peta Pikiran (Mind Mapping)
Teknik ini merupakan cara untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang ada dalam buku. Pertama, kita awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertas kosong. Kemudian seperti pohon dengan cabang dan ranting kita kembangkan tema pokok menjadi sub tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis seperti jari-jari roda.
Berikut adalah langkah atau prinsip dalam membuat peta pikiran dalam
bukuAccelerated Learning for the 21st Century karangan Colin Rose dan
Malcolm J. Nicholl:
a. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman.
b. Gunakan kata-kata kunci.
c. Buatlah cabang-cabangnya
d. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya.
e. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih.
f. Buat tulisan atau gambarnya warna warni
g. Gunakan alat tulis berwarna terang
Membuat peta pikiran adalah latihan yang perlu dilakukan terus menerus.
Sama halnya seperti teknik kontemplasi, kita perlu berlatih mengunakan peta pikiran untuk mengetahui informasi atau menganalisa masalah.
[Bisa juga melihat di Gua Kalong, bagian Peta Konsep dan Otak]
3. Relaksasi
Cara ini dikembangkan oleh Sandy MacGregor dalam bukunya Piece of Mind. Pada prinsipnya dikatakan bahwa otak atau pikiran kita lebih mudah menyerap dan mengingat informasi pada saat kondisi pikiran kita relaks yang ditunjukkan engan frekuensi gelombang otak yang rendah. Mengenai teknik relaksasi pernah dibahas dalam edisi Mandiri sebelumnya. Bagi Anda yang berminat mempelajari dapat membaca buku Sandy MacGregor tersebut atau buku SELF MANAGEMENT: 12 Langkah Manajemen Diri karangan Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto.
Teknik Membaca Cepat
Kita hidup dalam zaman di mana kita setiap hari dibanjiri buku baru tentang topik yang kita sukai atau yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kita. Pembaca biasa takkan bisa membaca semua buku yang telah diterbitkan tentang topik yang berkaitan dengan bidang bisnis atau profesionalnya.
Sedangkan membaca itu sendiri bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menjengkelkan. Padahal kita semua tahu bahwa membaca sama halnya dengan kita menikmati pertunjukan konser atau film yang bagus. Membaca melibatkan partisipasi aktif kita. Seluruh emosi, hasrat dan minat kita juga harus terlibat dalam proses membaca, sehingga membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, bagaimana kita dapat mengembangkan kemampuan membaca secara efektif sehingga dengan tenggang waktu yang sama, kita bisa mengambil inti dari lebih banyak buku. Kecuali untuk buku fiksi atau sastra yang memang ingin kita nikmati jalinan cerita, emosi, dan rangkaian kata-katanya, membaca buku nonfiksi (textbook) adalah seperti membaca surat kabar. Yang kita perlukan adalah informasi dan gagasan pokok pengarang.
Hanya sedikit orang yang membaca koran dengan cara per bagian, halaman per halaman. Kita biasanya membaca beberapa halaman pertama dengan mendetail, lalu hanya sekilas membaca yang lain, mencari topik yang menarik. Sekarang kita akan belajar melakukan hal yang serupa dengan buku yang akan kita baca.
Sebelum mulai membaca ada sejumlah alat bantu yang dapat membantu kita untuk dapat memahami keseluruhan isi sebuah buku:
Sampul buku:
Biasanya pokok pikiran terpenting dari sebuah buku tercetak di sampulnya. Informasi ini membantu penjualan buku dan memberikan perspektif penerbit tentangisi buku. Sampul buku memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang akan kita dapatkan di bagian dalam.
Biografi penulis:
Informasi ini akan memberi tahu kita tentang latar belakang pendidikan, pengalaman dan kegiatan penulis saat ini yang membuat ia bisa menulis buku tersebut. Dengan memahami informasi tentang penulis akan membantu kita untuk lebih mudah mengikuti alur pemikirannya dalam buku tersebut.
Bagian awal:
Bagian ini terdiri atas kata pengantar, prakata, atau bab pendahuluan (prolog). Biasanya justru bagian-bagian ini yang perlu secara mendalam kita pelajari, karena intisari seluruh gagasan penulis tentang tema buku tersebut terangkum alam bagian awal buku. Yang jelas bagian ini memaparkan tujuan penulisan–pernyataan misinya. Pada titik ini kita bisa memutuskan untuk membaca lebih lanjut atau kita hanya akan menggunakannya untuk referensi.
Daftar Isi:
Sebenarnya bagian ini adalah kerangka buku. Penulis menggunakan masing-masing topik bab sebagai gantungan untuk menjelaskan keseluruhan pemikirannya tentang topik tertentu. Ada berapa bagian? Berapa bab? Bacalah Daftar Isi dengan teliti untuk melihat apakah topik-topiknya sesuai dengan apa yang kita cari.
Indeks:
Teliti indeks di bagian belakang buku. Lihat apakah ada kata-kata kunci yang menarik bagi Anda.
Kita harus memeriksa semua hal tersebut sebelum membaca bukunya. Inilah yang disebut dengan proses scanning, yaitu kita melihat secara selintas keseluruhan isi dari buku yang akan kita baca. Begitu mulai membaca, kita bisa bebas melompati materi yang sudah kita ketahui atau materi yang tidak kita minati.
Pada bagian tertentu kita bisa mendalami karena ada topik atau informasi yang harus kita cermati dan kita cerna lebih dalam. Proses ini disebut dengan proses skimming.
Berikut adalah hal-hal yang perlu untuk membaca dengan efektif:
1. Setelah melakukan proses scanning, kita dapat membuat peta pikiran (mind charting) buku tersebut. Tidak usah terlalu detil, tetapi cukup informatif untuk menjelaskan isi buku dalam satu halaman kertas. Kalau perlu kita lakukan rekonstruksi terhadap daftar isi digabung dengan informasi lain dari biografi, kata pengantar, pendahuluan dan sinopsis di sampul buku tersebut.
2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yang ingin kita ingat.
3. Pahami jalan pikiran penulis.
Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah materi yang kita baca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.
4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat. Coba tangkap sekelompok kata dengan mata Anda setiap kali menggerakkannya.Apalagi untuk buku berbahasa asing, kita tidak perlu menterjemahkannnya kata demi kata, karena akan menghambat proses penyerapan informasi dalam otak Anda. Bandingkan Anda membaca dengan bersuara dan membaca dalam hati. Kecepatannya akan berbeda jauh. Biasanya saya berkonsentrasi pada kalimat pertama dan kalimat terakhir dari sebuah paragraf, atau mata saya melihat seluruh badan paragraf dan menangkap pesan intinya.
5. Buatlah ringkasan sambil membaca.
Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri setiap selesai membaca satu bab.
6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah Anda baca.
Ingat teknik kontemplasi. Cobalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan kaitan satu sama lain seperti Anda mencari sesuatu dengan senter.
7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita bisa mencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku catatan atau kertas khusus yang apat kita simpan dan kita lihat kembali setiap saat.
Demikianlah prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang perlu kita ketahui untuk meningkatkan efisiensi membaca. Namun sekali lagi, sama seperti ketrampilan yang lain, membaca memerlukan jam terbang. Kita perlu berlatih, berlatih dan berlatih sehingga kecepatan dan efisiensi membaca kita meningkat dari waktu ke waktu.
Selamat membaca dan meningkatkan aset pribadi Anda yang paling penting, Diri Anda sendiri.
10 Hewan yang Suka Mencuri
1. Scorpionfly:
Pencurian adalah hal yang lumrah dan wajar di antara hewan, salah satunya adalah scorpionfly. Untuk berpasangan dengan betina, scorpionfly jantan harus memberikan hadiah yang khas berupa makanan. Caranya ada yang mengambil serangga yang udah mati di jaring laba-laba. Kadang kala ada yang berpura-pura menjadi betina dan kemudian melarikan “persembahan” jantan lain dan untuk merebut betina tsb. Dia pun kabur dengan hasil curian dan betina di sisinya…
2. Burung Camar:
Burung satu ini dikenal dengan sebutan “the pirates of the seashore”, alias Perompak Pinggir Pantai… Camar merupakan burung yang agresif dan suka bersaing (kompetitif). Mereka mencuri makanan dari camar lain, maupun burung dari spesies lain, bahkan terkadang dari berang-berang laut. Karena burung ini tidak bisa menyelam, maka dia “harus” mencuri untuk bisa makan ikan. Target pencurian utama burung camar adalah pelikan abu-abu, burung penangkap ikan dengan kantung besar pada paruhnya (ada di film Finding Nemo nich). Ketika pelikan ingin memasukkan ikan ke paruhnya, maka camar akan menukik ke arah pelikan, mengambilnya dan melahapnya…
3. Tupai:
Banyak orang berpikir bahwa tupai adalah hewan yang cute dan gak berbahaya, tetapi tidak bagi orang yang memiliki kebun, baginya tupai adalah musuh nomor Satu Tupai sangat cerdas, berani dan gigih. Ketika tupai lapar dan mereka tinggal di dekat lingkungan rumah kita, maka konflik keduanya tidak mungkin terelakkan lagi. Tupai juga kadang-kadang masuk ke dalam rumah dan toko dan membawa kabur kacang, bebijian ataupun snack lainnya yang bisa mereka jangkau.
4. Gurita:
Gurita merupakan spesies aquarium yang dijual cukup mahal. Faktanya, gurita berada di puncak atas predator di samudera. Selama penjelajahannya di dasar laut, mereka sering mencuri kepiting, ikan dan binatang lainnya. Kelenturan tubuhnya mendukung hal ini. Tw gak klo otak gurita merupakan otak terbesar dan terbaik di antara spesies laut lainnya.
5. Serigala Arktik:
Untuk bertahan hidup di dinginnya Arktik, hewan membutuhkan lebih dari sekedar mantel bulu. Harus bisa mengakali keadaan untuk bisa mendapatkan makanan yang cukup, walaupun itu dengan cara mencuri. Srigala Arktik adalah hewan yang bisa bersembunyi dengan baik. Dengan bulu berwarna putih atau kebiruan saat musim dingin dan cokelat keabu-abuan saat musim panas, membuat mereka tersamar dengan lingkungannya sepanjang tahun. Kamuflase ini memudahkan mereka dalam mencuri telur-telur burung.
6. Burung Jay:
Burung jay adalah “maling” yang berani dan tidak suka pilih-pilih dalam menentukan korbannya. Mereka suka mencuri sesuatu dari spesies lain maupun dari spesies mereka sendiri. Salah satu spesies burung ini suka menyerobot makanan burung lainnya. Setelah mencurinya, mereka mengubur makanan tsb, dan pergi lagi.
7. Burung Heriang:
Burung agresif dan kuat ini merupakan pencari bangkai utama, jadi sangat gak perlu mencari mangsa yang masih hidup dan membunuhnya. Mereka sering terbang tinggi di daratan untuk mencari binatang yang sudah mati dan setelah menemukannya mereka akan berpesta pora dengan bangkai tsb.
Hewan ini juga masuk kategori hewan yang paling rakus.
8. Hyena (Dubuk):
Termasuk pencuri yang sangat berani dan tak tau malu, hyena merupakan hewan yang bisa “mengusir” singa dari mangsa mereka sendiri. Dengan geng sebanyak 80 ekor hyena, mereka mampu melakukan itu. Kadang-kadang hyena juga senang berburu secara kolektif, saat mencuri pun gitu.
9. Kera Rhesus:
Kera rhesus bisa beradaptasi dengan manusia di kota. Membuat mereka menjadi sangat dekat dengan manusia, sehingga mereka pun menjadi suka mencuri. Bukan ide yang bagus untuk meninggalkan sekantong makanan di rumah atau dengan konsekuensi agan akan kehilangannya. Kebanyakan porsi makan dar hewan ini berasal dari hasil pencurian. Di India, hewan ini dijaga dan diberi makan di kuil mereka, kera berkaitan erat dengan Hanoman, dewa mereka.
10. Paus Sperma:
Paus yang satu ini merupakan pencuri yang paling berani di antara hewan lainnya. Di Alaska, telah banyak paus sperma yang mencuri ikan dari nelayan. Menurut nelayan, raksasa ini sering bermalas-malasan di permukaan laut seolah-olah mereka sudah tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Ketika momen sudah tepat mereka kemudian mendekat ke nelayan dan menangkap hasil nelayan tsb.
Pencurian adalah hal yang lumrah dan wajar di antara hewan, salah satunya adalah scorpionfly. Untuk berpasangan dengan betina, scorpionfly jantan harus memberikan hadiah yang khas berupa makanan. Caranya ada yang mengambil serangga yang udah mati di jaring laba-laba. Kadang kala ada yang berpura-pura menjadi betina dan kemudian melarikan “persembahan” jantan lain dan untuk merebut betina tsb. Dia pun kabur dengan hasil curian dan betina di sisinya…
2. Burung Camar:
Burung satu ini dikenal dengan sebutan “the pirates of the seashore”, alias Perompak Pinggir Pantai… Camar merupakan burung yang agresif dan suka bersaing (kompetitif). Mereka mencuri makanan dari camar lain, maupun burung dari spesies lain, bahkan terkadang dari berang-berang laut. Karena burung ini tidak bisa menyelam, maka dia “harus” mencuri untuk bisa makan ikan. Target pencurian utama burung camar adalah pelikan abu-abu, burung penangkap ikan dengan kantung besar pada paruhnya (ada di film Finding Nemo nich). Ketika pelikan ingin memasukkan ikan ke paruhnya, maka camar akan menukik ke arah pelikan, mengambilnya dan melahapnya…
3. Tupai:
Banyak orang berpikir bahwa tupai adalah hewan yang cute dan gak berbahaya, tetapi tidak bagi orang yang memiliki kebun, baginya tupai adalah musuh nomor Satu Tupai sangat cerdas, berani dan gigih. Ketika tupai lapar dan mereka tinggal di dekat lingkungan rumah kita, maka konflik keduanya tidak mungkin terelakkan lagi. Tupai juga kadang-kadang masuk ke dalam rumah dan toko dan membawa kabur kacang, bebijian ataupun snack lainnya yang bisa mereka jangkau.
4. Gurita:
Gurita merupakan spesies aquarium yang dijual cukup mahal. Faktanya, gurita berada di puncak atas predator di samudera. Selama penjelajahannya di dasar laut, mereka sering mencuri kepiting, ikan dan binatang lainnya. Kelenturan tubuhnya mendukung hal ini. Tw gak klo otak gurita merupakan otak terbesar dan terbaik di antara spesies laut lainnya.
5. Serigala Arktik:
Untuk bertahan hidup di dinginnya Arktik, hewan membutuhkan lebih dari sekedar mantel bulu. Harus bisa mengakali keadaan untuk bisa mendapatkan makanan yang cukup, walaupun itu dengan cara mencuri. Srigala Arktik adalah hewan yang bisa bersembunyi dengan baik. Dengan bulu berwarna putih atau kebiruan saat musim dingin dan cokelat keabu-abuan saat musim panas, membuat mereka tersamar dengan lingkungannya sepanjang tahun. Kamuflase ini memudahkan mereka dalam mencuri telur-telur burung.
6. Burung Jay:
Burung jay adalah “maling” yang berani dan tidak suka pilih-pilih dalam menentukan korbannya. Mereka suka mencuri sesuatu dari spesies lain maupun dari spesies mereka sendiri. Salah satu spesies burung ini suka menyerobot makanan burung lainnya. Setelah mencurinya, mereka mengubur makanan tsb, dan pergi lagi.
7. Burung Heriang:
Burung agresif dan kuat ini merupakan pencari bangkai utama, jadi sangat gak perlu mencari mangsa yang masih hidup dan membunuhnya. Mereka sering terbang tinggi di daratan untuk mencari binatang yang sudah mati dan setelah menemukannya mereka akan berpesta pora dengan bangkai tsb.
Hewan ini juga masuk kategori hewan yang paling rakus.
8. Hyena (Dubuk):
Termasuk pencuri yang sangat berani dan tak tau malu, hyena merupakan hewan yang bisa “mengusir” singa dari mangsa mereka sendiri. Dengan geng sebanyak 80 ekor hyena, mereka mampu melakukan itu. Kadang-kadang hyena juga senang berburu secara kolektif, saat mencuri pun gitu.
9. Kera Rhesus:
Kera rhesus bisa beradaptasi dengan manusia di kota. Membuat mereka menjadi sangat dekat dengan manusia, sehingga mereka pun menjadi suka mencuri. Bukan ide yang bagus untuk meninggalkan sekantong makanan di rumah atau dengan konsekuensi agan akan kehilangannya. Kebanyakan porsi makan dar hewan ini berasal dari hasil pencurian. Di India, hewan ini dijaga dan diberi makan di kuil mereka, kera berkaitan erat dengan Hanoman, dewa mereka.
10. Paus Sperma:
Paus yang satu ini merupakan pencuri yang paling berani di antara hewan lainnya. Di Alaska, telah banyak paus sperma yang mencuri ikan dari nelayan. Menurut nelayan, raksasa ini sering bermalas-malasan di permukaan laut seolah-olah mereka sudah tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Ketika momen sudah tepat mereka kemudian mendekat ke nelayan dan menangkap hasil nelayan tsb.
Mengapa Cinta Bisa Singkirkan Sahabat?
Pernah merasa diri Anda tersisihkan karena sahabat mulai menjalin cinta? Jangan khawatir, Anda mungkin bukan satu-satunya orang yang merasa demikian. Sebab, menurut ilmuwan di Oxford University, setiap kali mulai menjalin cinta, kita ‘membuang’ dua teman terdekat.
Penelitian menunjukkan, sebagian besar dari kita tidak memiliki cukup waktu untuk sebuah persahabatan intim dengan lebih dari empat atau lima orang. Dan, cinta dari pasangan baru membuat dua teman terdekat tersingkir, dan ia masuk ke lingkaran dalam perasaan Anda.
“Jika Anda menjalani hubungan romantis, sebenarnya sama dengan ‘biaya’ dua teman dekat. Daripada memiliki lima yang biasa saja, mereka lebih ingin memiliki empat teman dekat. Dan mengingat bahwa salah seorang dari mereka adalah orang-orang baru yang datang ke dalam kehidupan Anda, berarti Anda harus ‘menyingkirkan’ dua orang lain,” kata Profesor Robin Dunbar, ahli biologi evolusi, seperti dikutip dari Daily Mail.
Menurut penelitian, pria cenderung memiliki empat atau lima teman dekat, sedangkan wanita lima atau enam. Namun, pria lebih mudah melepaskan teman-temannya saat mulai berhubungan romantis, hal itu jika dibandingkan dengan wanita, hal ini diketahui dari penelitian pada pria dan wanita yang berusia 18 hingga 60.
Perhatian sepenuhnya akan berfokus pada pasangan, dan Anda tidak lagi menganggap sahabat atau orang lain yang pernah menjalin hubungan dekat. Menurut profesor Dunbar bukan hanya pasangan yang bisa menjauhkan Anda dari sahabat. Memiliki anak atau anjing juga menimbulkan efek yang sama.
Penelitian menunjukkan, sebagian besar dari kita tidak memiliki cukup waktu untuk sebuah persahabatan intim dengan lebih dari empat atau lima orang. Dan, cinta dari pasangan baru membuat dua teman terdekat tersingkir, dan ia masuk ke lingkaran dalam perasaan Anda.
“Jika Anda menjalani hubungan romantis, sebenarnya sama dengan ‘biaya’ dua teman dekat. Daripada memiliki lima yang biasa saja, mereka lebih ingin memiliki empat teman dekat. Dan mengingat bahwa salah seorang dari mereka adalah orang-orang baru yang datang ke dalam kehidupan Anda, berarti Anda harus ‘menyingkirkan’ dua orang lain,” kata Profesor Robin Dunbar, ahli biologi evolusi, seperti dikutip dari Daily Mail.
Menurut penelitian, pria cenderung memiliki empat atau lima teman dekat, sedangkan wanita lima atau enam. Namun, pria lebih mudah melepaskan teman-temannya saat mulai berhubungan romantis, hal itu jika dibandingkan dengan wanita, hal ini diketahui dari penelitian pada pria dan wanita yang berusia 18 hingga 60.
Perhatian sepenuhnya akan berfokus pada pasangan, dan Anda tidak lagi menganggap sahabat atau orang lain yang pernah menjalin hubungan dekat. Menurut profesor Dunbar bukan hanya pasangan yang bisa menjauhkan Anda dari sahabat. Memiliki anak atau anjing juga menimbulkan efek yang sama.
Selasa, 14 Juni 2011
Sepuluh tips saat ujian
Ketika kamu melakukan ujian, kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami materi kuliah, atau dalam melakukan tugas-tugas tertentu. | Bila kamu ragu terhadap kejujuran ujian, atau kredibilitas ujian tersebut untuk menguji kemampuanmu, temuilah dosen pembimbingmu. |
terhadap perkembangan belajarmu.
Ada beberapa kondisi lingkungan,
termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu dalam melakukan ujian.
Sepuluh tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ujian:
- Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian. - Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik. - Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak. - Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban. - Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil
- Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan. - Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu. - Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu. - Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas. - Analisa hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
Perasan Sang Ayah
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa kangen sekali dengan Mama/Ibunya.
Lalu bagaimana dengan Papa/ayah?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Mama bilang :
“Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya”.
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas :
“Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata:
“Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “utri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..
Lalu bagaimana dengan Papa/ayah?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Mama bilang :
“Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya”.
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas :
“Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata:
“Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “utri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..
Langganan:
Postingan (Atom)